Show simple item record

dc.contributor.authorWarman, Warman
dc.date.accessioned2021-08-08T06:31:38Z
dc.date.available2021-08-08T06:31:38Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/6602
dc.description.abstractTulisan ini membahas tentang: (1) latar belakang wacana full day school (FDS) di Indonesia, (2) pengertian dan tujuan FDS dan (3) bagaimana persepsi masyarakat terhadap wacana FDS di Indonesia. FDS di Indonesia dilatar belakangi oleh keyakinan Mendikbud bahwa porsi pendidikan karakter di levelpendidikan dasar dan menengah belum memadai, sehingga perlu ada penambahan dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler. Full day school (FDS) adalah system pendidikan yang menerapkan pembelajaran sehari penuh dengan memadukan system pengajaran yang intensif, dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi serta pengembangan diri dan kreatifitas. Tujuan FDS adalah pemberian jam tambahan namun, siswa tidak dihadapkan dengan mata pelajaran yang membosankan. Kegiatan seusai jam pembelajaran di kelas adalah ekstrakurikuler, sehingga dapat melatih 18 karakter, diantaranya jujur, toleransi, displin, dan cinta tanah air. Persepsi masyarakat terhadap wacana FDS di Indonesia dikelompokkan menjadi dua, yaitu persepsi yang setuju dan persepsi yang kurang setuju terhadap FDS. Kelompok yang setuju beralasan antara lain: (1) agar anak tidak kesepian di rumah, karena ayah dan ibunya belum pulang bekerja; (2) siswa terhindar dari pergaulan negative, seperti: penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan pergaulan bebas; (3) FDS dapat membantu guru mendapatkan durasi jam mengajar 24 jam/minggu. Sedangkan kelompok yang kurang setuju beralasan: (1) tingkat konsentrasi setiap anak berbeda-beda, jenjang SD masih tergolong anak-anak yang mudah bosan, dari segi fisik juga kurang baik untuk kesehatan, siswa butuh istirahat yang cukup di rumah, daerah pelosok belum cocok FDS, kebanyakan orang tua siswa bekerja sebagai petani yang membutuhkan bantuan anaknya menyelesaikan pekerjaan sepulang sekolah. (3) FDS tidak bisa disamaratakan, di beberapa sekolah yang telah menerapkan hal tersebut banyak anak didik yang stres karena cara pengemasannya tidak ramah; (4) Akar masalahnya orang tua yang beraktifitas di luar rumah sampai sore, bahkan malam hari, oleh karena itu solusinya bukan memindahkan “rumahnya anak” ke sekolah, tetapi meminta keluarga yang lain menemani anaknya di rumahen_US
dc.publisherSEMINAR NASIONAL PS-MMP FKIP UNIVERSITAS MULAWARMANen_US
dc.relation.ispartofseriesPENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DALAM PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL;
dc.subjectpersepsi masyarakaten_US
dc.subjectfull day schoolen_US
dc.titlePERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WACANA FULL DAY SCHOOL (FDS)en_US
dc.typeWorking Paperen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record