Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorSarminah, Sri
dc.date.accessioned2023-01-06T14:02:36Z
dc.date.available2023-01-06T14:02:36Z
dc.date.issued2022-09-20
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/43211
dc.description.abstractEvapotranspirasi merupakan gabungan dari dua istilah yang menggambarkan proses transfer air ke dalam atmosfer, yakni evaporasi (air dari permukaan tanah, danau, sungai, dan laut) dan transpirasi (melalui tumbuhan). Hutan kota merupakan kawasan ruang terbuka hijau yang ditumbuhi oleh pepohonan dibiarkan tumbuh secara alami yang berada di dalam atau sekitar perkotaan. Hutan kota sebagai ruang terbuka hijau memiliki fungsi aspek ekologi, hidrologi, sosial budaya, dan estetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju evapotranspirasi di Hutan Kota Sangatta dan dapat membandingkan evapotranspirasi menggunakan metode lysimeter dan metode Penman- Monteith (cropwat). Penelitian dilakukan di Hutan Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan metode langsung yaitu lysimeter dengan pengukuran curah hujan, air siraman, dan perkolasi, dihitung menggunakan rumus ET = CH + S – Pk, serta metode tidak langsung yaitu metode Penman- Monteith (cropwat) dengan data suhu minimum, suhu maksimum, kelembapan udara, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari. Periode pengukuran evapotranspirasi dilakukan selama 31 hari. Hasil penelitian menunjukkan laju evapotranspirasi di Hutan Kota Sangatta yang diukur menggunakan lysimeter adalah 3,78 mm/hari dengan total evapotranspirasi selama periode penelitian adalah 117,29 mm/bulan, sedangkan dengan metode Penman-Monteith (cropwat) adalah 3,54 mm/hari dengan total evapotranspirasi selama periode penelitian adalah 109,65 mm/bulan. Selisih nilai pengukuran harian evapotranspirasi antara lysimeter dan Penman-Monteith (cropwat) adalah 0,24. Nilai F hitung sebesar 0,0041 dan nilai F tabel pada taraf kesalahan 5% sebesar 0,9488. Dapat diketahui bahwa nilai F hitung < F tabel, maka pengukuran evapotranspirasi menggunakan lysimeter tidak ada pengaruhnya terhadap pengukuran metode Penman-Monteith (cropwat). FAO menyarankan menggunakan metode Penman-Monteith untuk mengukur evapotranspirasi pada daerah yang tidak memiliki stasiun klimatologi, sedangkan untuk daerah yang memiliki stasiun klimatologi dapat mengukur evapotranspirasi menggunakan lysimeteren_US
dc.publisherFakultas Kehutanan Universitas Mulawarmanen_US
dc.relation.ispartofseriesSIKMA 13;Volume 13/ September 2022
dc.subjectCropwat, Evapotranspirasi, Hutan Kota, Lysimeteren_US
dc.titlePengukuran Evapotranspirasi Menggunakan Lysimeter dan Metode Penman-Monteith (Cropwat) di Hutan Kota Sangattaen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record