Analisis Naskah Drama Tahun Sepuluh Ribu Karya Fajri Syamsirani Dengan Unsur Dekonstruksi
Abstract
Tujuan utama pembuatan naskah drama berjudul “Tahun Sepuluh Ribu” karya Fajri Syamsirani sebagai penelitian dengan maksud mengkaji fakta cerita dan membongkar naskah menjadi unsur dekonstruksi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menguraikan kata dan simbol yang penuh makna. Mendeskripsikan data berdasarkan fakta cerita, meliputi; penokohan, plot, dan setting. Serta membongkar teks dengan teori Dekonstruksi Jacques Derrida, diantaranya; Differance (Delay atau Diferensiator), Trace, dan Sous Rature (Crossmark). Kemudian definisikan naskah drama ini dengan hubungan sosial atau masyarakat. Berdasarkan hasil analisis data, fakta yang ditemukan dalam cerita adalah alur kronologis, tokoh utama sebagai protagonis dan Ratu Babangida sebagai tokoh antagonis. Kedua tokoh ini sebagai aktor yang memiliki peran besar dalam jalannya cerita. Berdasarkan teori dekonstruksi yang digunakan, yang terdapat semua unsur yaitu perbedaan setting pertama kali kejadian dimulai, Sous Rature juga terjadi pada setting waktu karena perbedaan dimensi yang terjadi, kemudian pengenalan konflik yang terjadi. . Tidak dapat dideskripsikan secara nyata, dan mengungkapkan Jejak atau ketiadaan makna untuk tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah. Secara keseluruhan, unsur intrinsik penelitian ini mampu memberikan ruang bagi kesadaran manusia untuk tidak meninggalkan kewajiban. Apalagi melalaikan ibadah. Benar-benar ekstrinsik menjelaskan bagaimana menggambarkan teori dekonstruksi secara menyeluruh dalam sebuah naskah drama. yaitu perbedaan setting pertama kali kejadian dimulai, Sous Rature juga terjadi pada setting waktu karena perbedaan dimensi yang terjadi, kemudian pengenalan konflik yang terjadi. Tidak dapat dideskripsikan secara nyata, dan mengungkapkan Jejak atau ketiadaan makna untuk tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah. Secara keseluruhan, unsur intrinsik penelitian ini mampu memberikan ruang bagi kesadaran manusia untuk tidak meninggalkan kewajiban. Apalagi melalaikan ibadah. Benar-benar ekstrinsik menjelaskan bagaimana menggambarkan teori dekonstruksi secara menyeluruh dalam sebuah naskah drama. yaitu perbedaan setting pertama kali kejadian dimulai, Sous Rature juga terjadi pada setting waktu karena perbedaan dimensi yang terjadi, kemudian pengenalan konflik yang terjadi. Tidak dapat dideskripsikan secara nyata, dan mengungkapkan Jejak atau ketiadaan makna untuk tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah. Secara keseluruhan, unsur intrinsik penelitian ini mampu memberikan ruang bagi kesadaran manusia untuk tidak meninggalkan kewajiban. Apalagi melalaikan ibadah. Benar-benar ekstrinsik menjelaskan bagaimana menggambarkan teori dekonstruksi secara menyeluruh dalam sebuah naskah drama. dan mengungkapkan Jejak atau ketiadaan makna untuk tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah. Secara keseluruhan, unsur intrinsik penelitian ini mampu memberikan ruang bagi kesadaran manusia untuk tidak meninggalkan kewajiban. Apalagi melalaikan ibadah. Benar-benar ekstrinsik menjelaskan bagaimana menggambarkan teori dekonstruksi secara menyeluruh dalam sebuah naskah drama. dan mengungkapkan Jejak atau ketiadaan makna untuk tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah. Secara keseluruhan, unsur intrinsik penelitian ini mampu memberikan ruang bagi kesadaran manusia untuk tidak meninggalkan kewajiban. Apalagi melalaikan ibadah. Benar-benar ekstrinsik menjelaskan bagaimana menggambarkan teori dekonstruksi secara menyeluruh dalam sebuah naskah drama.