ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN INDUSTRI JENIS BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) DALAM PELUANG USAHA BAGI HASIL FINANSIAL OLEH PT INTRACA HUTANI LESTARI DI KABUPATEN TANA TIDUNG KALIMANTAN UTARA
Abstract
Binuang merupakan jenis non dipterocarpa yang hidup dihutan tropis basah sebagai
pioner. Kayu ini mulai diminati oleh industri pengolahan kayu karena
mempunyai riap yang cepat tumbuh sebagai bahan baku plywood. Namun belum banyak
dikembangkan oleh para pengusaha lain di Kalimantan. Dengan berkurangnya suplai kayu
dari hutan alam khususnya dipterocapa, maka binuang merupakan alternatif yang sangat
diminati karena mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda dengan meranti putih dan
kuning. Saat ini PT. Intraca Hutani Lestari melakukan percobaan penanaman jenis
binuang sebagai pemasok bahan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
riap rata-rata maksimal MAI, (2) seberapa besar tingkat pengembalian nominal (i), (3)
seberapa besar inventasi (IDR/ha) yang harus ditanamkan, (4) seberapa besar biaya yang
dikeluarkan dan (5) seberapa besar hasil bagi yang diperoleh investor dan pengelola.
Metode penelitian dengan pengambilan sampel sebanyak 30% dari populasi yang ada,
mengukur diameter setinggi data, mengukur tinggi pohon untuk menghitung volume
dan potensi tegakan. Analisis investasi yang digunakan adalah model discounting factor
(df), coumpounding, net benefit, net present value (NPV), i (tingkat pengembalian
nominal). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada plot I MAI maksimal tanaman binuang
pada umur 7 tahun adalah 27,72 m3/ha/th dengan total volume 194,05 m3/ha/th, jumlah
400/ha,diameter rata-rata 32 cm. Pada plot II MAI maksimal pada umur 7 tahun sebesar
31,21 m3/ha/th dengan total volume 218,5 m3/ha/th, jumlah pohon 400/ha, diameter
rata-rata 33 cm. Investasi sebesar IDR 33 juta seluas 3 ha akan memperoleh hasil bagi
finansial akan mendapatkan bagi hasil sebesar IDR 10,20 juta/tahun selama 7 tahun,
dengan nilai NPV IDR 19,76 juta, dengan df 17%. Sedangkan biaya pengelolaan sebesar
IDR 64 juta/3 ha memperoleh bagi hasil IDR 16,69 juta/tahun selama 7 tahun, dengan df
17%. Dengan demikian usaha binuang seluas 3 ha mempunyai tingkat bunga
pengembalian nominal 34%. Kesimpulan bahwa usaha ini layak dilakukan karena NPV
lebih besar dari nol dan df lebih besar dari 5%.
Collections
- J - Forestry [357]