Analgesic dan anastesi alami untuk ikan dan udang dari ekstrak tanaman lokal Kalimantan Timur

Abstract

Kebutuhan obat ikan dalam akukultur cukup besar meliputi antibacterial, imunostimulan probiotik, prebiotic, pestisida, anastesi dan sebagainya. Saat ini pemenuhan kebutuhan obat tersebut masih dari import baik berupa obat jadi maupun bahan bakunya. Hal ini disebabkan karena minimnya jumlah obat ikan alami yang diproduksi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk obat ikan alami berupa analgesic dan anastesi dari tanaman lokal Kalimantan Timur untuk ikan dan udang. Analgesic dan anaesthetics diperlukan untuk mengurangi stress ikan dan udang saat transportasi, handling, grading, pengambilan sampel dan pembedahan dalam akuakultur. Ekstrak tanaman lokal Kalimantan Timur yang digunakan adalah lempuyang (Zingiber zerumbet), kayu manis (Cinnamomum sp.), kemangi (Ocimum basilicum), daun Lippia alba, dan Kayu kuning (Nauclea officinalis). Pengujian hingga prototipe siap diajukan izin edar ke KKP RI akan dilakukan selama 3 tahun. Tahun pertama in vitro, menghasilkan data bawa kelima tanaman memiliki kandungan metabolic sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tannin yang berpotensi dikembangkan selanjutnya. Pengujian anti microbial pada dosis 200 dan 500 ppm menunjukkan tingkat penghambatan yang snagat baik pada bakteri Aeromonas, Pseudomonas, Vibrio harveyi, Vibrio anguiliticus, V. parahaemolyticus, bahkan Zona bening mencapai 22 mm. uji toksisitas, dan uji anastesi in vitro terbatas menunjukkan kelima ektrak tidak menunjukkan tingkat toksisitas sehingga berpeluang dikembangkan selanjutnya. Prototipe yang dibuat dari tahun pertama adalah P1 ekstrak Lempuyang 200 ppm; P2 ekstrak L alba dan kemangi masing2 200 ppm ratio 1:1; dan P3 gabungan kayumanis dan kayu kuning 200 dan 500 ppm ratio 1:1. Selanjutnya Tahun ke-2, in vivo studies dan uji anastesi terbatas pada ikan dan udang.