Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Upaya Pencegahan dengan Penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung Kota Samarinda

Abstract

DBD merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit DBD masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2020 di Indonesia dilaporkan sebanyak 108.303 kasus dengan 747 kematian, pada tahun 2021 di Samarinda terdapat 1.366 kasus dan tertinggi terjadi di Puskesmas Temindung yaitu 121 kasus. Pada tahun 2022 terdapat 11 kasus di Kelurahan Sungai Pinang Dalam wilayah kerja Puskesmas Temindung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan (Tempat penampungan air dan Pengelolaan sampah) dan upaya pencegahan (PSN 3M Plus) terhadap penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Temindung. Metode penelitian yaitu survey analitik dengan menggunakan desain cross sectional dan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 70 responden. Usia responden dari 17-65 ke atas. Pengumpulan data di lakukan dengan memberikan kuesioner kepada masyarakat secara langsung. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden terdapat 54% responden yang memiliki tempat penampungan air kurang baik dengan p value 0,743, 67% responden melakukan pengelolaan sampah kurang baik dengan p value 0,006, 54% memiliki perilaku PSN 3M plus kurang baik dengan p value 0,676. Kesimpulan pada penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan pada variabel tempat penampungan air dan PSN 3M plus dengan penyakit DBD dan terdapat hubungan antara pengelolaan sampah dengan penyakit DBD. Disarankan agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar sebagai upaya pencegahan DBD.