Show simple item record

dc.contributor.authorKahar, Abdul
dc.date.accessioned2023-05-07T23:58:31Z
dc.date.available2023-05-07T23:58:31Z
dc.date.issued2016-08-27
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/53004
dc.descriptionLindi merupakan limbah cair yang timbul akibat adanya bahan-bahan organik terlarut maupun tersuspensi dari hasil dekomposisi timbulan sampah. Kandungan zat organik yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan kualitas air sehingga dilakukan penelitian dengan mengolah lindi secara anaerob dengan menggunakan bioreaktor anaerobik. Pengolahan memanfaatkan mikroorganisme anaerobik yang terdapat dalam lindi dan rumen sapi sebagai biostarter. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh dari yaitu variasi temperatur ambient pada temperatur 27oC – 28,5oC, temperatur mesophilic pada temperatur 35oC, dan temperatur thermophilic pada temperatur 45oC tersebut terhadap parameter BOD, TSS, dan VFA lindi dalam bioreaktor anaerobik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem batch reaktor. Penelitian dilakukan selama 21 hari dengan menggunakan variasi temperatur, yaitu variasi temperatur ambient pada temperatur 27oC – 28,5oC, temperatur mesophilic pada temperatur 35oC, dan temperatur thermophilic pada temperatur 45oC. Hasil penelitian menunjukkan temperatur optimum untuk pengolahan lindi dengan menggunakan bioreaktor anaerobik adalah temperatur mesophilic dengan tekanan biogas yang tertinggi dibandingkan dengan temperatur ambient dan thermophilic. Efisiensi removal konsentrasi BOD dan TSS dari temperatur mesophilic (35oC) sebesar 82% dan 79,8% dengan jumlah rata-rata konsentrasi VFA sebesar 701,4791 mg/L.en_US
dc.description.abstractLindi merupakan limbah cair yang timbul akibat adanya bahan-bahan organik terlarut maupun tersuspensi dari hasil dekomposisi timbulan sampah. Kandungan zat organik yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan kualitas air sehingga dilakukan penelitian dengan mengolah lindi secara anaerob dengan menggunakan bioreaktor anaerobik. Pengolahan memanfaatkan mikroorganisme anaerobik yang terdapat dalam lindi dan rumen sapi sebagai biostarter. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh dari yaitu variasi temperatur ambient pada temperatur 27oC – 28,5oC, temperatur mesophilic pada temperatur 35oC, dan temperatur thermophilic pada temperatur 45oC tersebut terhadap parameter BOD, TSS, dan VFA lindi dalam bioreaktor anaerobik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem batch reaktor. Penelitian dilakukan selama 21 hari dengan menggunakan variasi temperatur, yaitu variasi temperatur ambient pada temperatur 27oC – 28,5oC, temperatur mesophilic pada temperatur 35oC, dan temperatur thermophilic pada temperatur 45oC. Hasil penelitian menunjukkan temperatur optimum untuk pengolahan lindi dengan menggunakan bioreaktor anaerobik adalah temperatur mesophilic dengan tekanan biogas yang tertinggi dibandingkan dengan temperatur ambient dan thermophilic. Efisiensi removal konsentrasi BOD dan TSS dari temperatur mesophilic (35oC) sebesar 82% dan 79,8% dengan jumlah rata-rata konsentrasi VFA sebesar 701,4791 mg/L.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectProsiding Seminar Nasional Industri Kimia Dan Sumber Daya Alam 2016, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 27 Agustus 2016, ISBN: 978-602-70195-1-5, p. 38-44.en_US
dc.titleProsiding Seminar Nasional Industri Kimia Dan Sumber Daya Alam 2016, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 27 Agustus 2016, ISBN: 978-602-70195-1-5, p. 38-44.en_US
dc.title.alternativeProsiding Seminar Nasional Industri Kimia Dan Sumber Daya Alam 2016, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 27 Agustus 2016, ISBN: 978-602-70195-1-5, p. 38-44.en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record