Bukan Mahasiswa Kaleng-Kaleng
Abstract
Selamat Datang
di Welcome!
“Sesuatu yang didapatkan dengan
cara yang sulit akan cenderung
membuat seseorang untuk berpikir
beribu kali saat ingin menyianyiakan sesuatu itu”
APA yang terlintas di benak kalian sesaat setelah
memasuki dunia perkuliahan? Apakah tentang dunia
penuh kebebasan dan kemandirian? Atau, tentang
gelar yang kini berbeda, dulunya dipanggil siswa
sekarang menjadi mahasiswa?
Apa makna mahasiswa bagi kalian? Sesuatu
yang sakral? Atau, sekedar sebutan tak bermakna?
Saya sengaja membuka pembahasan ini
dengan pertanyaan di atas karena pemaknaan terhadap keduanya akan mempengaruhi bagaimana kita
akan menjalani peran sebagai seorang mahasiswa.
13
Bagi saya, menjadi seorang mahasiswa adalah
satu kebanggaan yang harus disyukuri dengan memanfaatkan setiap momen yang saya lalui di dunia
perkuliahan dengan baik. Sebelum melangkah jauh ke
dunia karir yang penuh tantangan, masa perkuliahan
adalah tahap transisi untuk belajar tentang banyak
hal.
Perjuangan untuk menuju bangku kuliah pun
bukan hal yang main-main. Setiap orang punya cerita
perjuangannya masing-masing, termasuk saya.
Sejak kecil, saya bercita-cita untuk menjadi
seorang guru matematika. Hal ini sangat mungkin
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang penuh
dengan matematis. Ibu saya delapan bersaudara,
semua-nya adalah guru matematika, ditambah lagi
bapak saya juga demikian. Namun, saat SMA saya
mulai banyak mengikuti lomba bidang sosial yang
membuat keter-tarikan saya terhadap dunia hukum
dan perpolitikan semakin menjadi. Apalagi setelah
saya mengikuti agenda Parlemen Remaja tahun 2015
yang memberi pengalaman bagaimana rasanya
menjadi anggota DPR, duduk di senayan menyuarakan aspirasi rakyat. Walau pun kondisinya saya
adalah siswi jurusan IPA, kecintaan saya pada dunia
sosial tidak diragukan. Itulah mengapa saya meman-
14
tapkan hati untuk melanjutkan studi memilih jurusan
hukum di salah satu universitas terbesar di Indonesia.
Sayangnya, kedua orang tua dan keluarga saya
tidak pernah merestui jika ada anggota keluarga yang
terjun ke dunia hukum dan politik.
“Jurusan yang lain saja. Mau jadi apa kamu nantinya? Mau jadi politikus? Itu adalah profesi dengan
resiko tinggi. Seakan-akan satu kakimu itu di syurga
dan satunya lagi di neraka. Salah sedikit bisa bahaya.
Lihat saja kenyataannya sekarang, politikus yang mau
jujur akan berusaha dilenyapkan sedangkan kalau
memilih untuk curang, maka pintu neraka terbuka
lebar. Tidak usah muluk-muluk, jadi guru saja! Hidupnya tidak neko-neko, gajinyapun lumayan.”
Kalimat-kalimat ini seketika memenuhi ruang
keluarga. Ibu berusaha keras untuk membujuk saya
agar berubah haluan sesuai apa yang keluarga
inginkan. Tapi jujur saja, saya sangat bosan dengan
kondisi keluarga yang monoton dan bergerak di zona
nyaman.
Collections
- Unsorted Book [98]