Show simple item record

dc.contributor.authorMax, Jonathan Irene Sartika Dewi
dc.date.accessioned2022-01-21T12:45:09Z
dc.date.available2022-01-21T12:45:09Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/17995
dc.description.abstractPenelitian ini berfokus pada tradisi tembang Joong Nyelong, terutama liriknya. Teori yang digunakan adalah semiologi Roland Barthes yang secara spesifik menelaah makna teks pada tataran pertama (denotasi), kedua (konotasi), dan akhirnya akan merujuk pada mitos yang terbagun dari pemaknaan tersebut. Objek kajian tidak hanya terpusat pada lirik atau teks jadi akan dilihat pula konteks sosial budaya masyarakat Dayak Long Gelaat tempat tradisi ini tumbuh. Pada bagian ini digunakan teori sosiologi Emili Durkheim untuk melihat fungsi Joong Nyelong sebagai pembentuk solidaritas. Penelitian kualitatif deskriptif ini menemukan bahwa Joong Nyelong mentransmisikan mitos (1) Kekuatan dan Status Sosial, (2) Persatuan, (3) Kebersamaan dan Ikatan Persaudaraan, (4) Keterbukaan, (5) Estetika, (6) Kepahlawanan, (7) Perlindungan, dan (8) Siklus Kehidupan. Pemaknaan mitos-mitos inilah yang secara internal mendasari pola perilaku dan membentuk sikap solidaritas masyarakat Long Gelaat dalam menjawab tantangan modernisme.en_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman (Sesanti)en_US
dc.subjectjoong nyelong, semiotika, makna, denotasi, konotasi, mitos, teksen_US
dc.titleKESADARAN SIMBOLIK DALAM TEMBANG JOONG NYELONG (KAJIAN MITOS ROLAND BARTHES)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record