Show simple item record

dc.contributor.authorNugroho, Rudy Agung
dc.date.accessioned2019-11-05T05:19:43Z
dc.date.available2019-11-05T05:19:43Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.isbn9.79E+12
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/1306
dc.description.abstractBuku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama membahas tentang sistem imun pada hewan akuatik, bab dua tentang bahan hayati imunostimulan, bab tiga tentang organik selenium sebagai imustimulan, bab empat tentang mannan oligosakarida (mos), bab lima tentang ketapang, bab enam tentang bawang tiwai, bab enam tentang propolis . Sistem imun dikenal juga dengan sistem kekebalan, merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang berperan dalam tanggapan adanya invasi mikrobia yang akan/telah masuk ke dalam tubuh. Sistem imun juga merupakan mekanisme organisme dalam mempertahankan kondisi tubuh agar tetap homeostasis dan merupakan perlindungan terhadap potensi bahaya yang berasal dari lingkungan sekitar. Sistem imun dalam tubuh hewan akan bekerja karena adanya imunomodulator yang dibutuhkan dalam kondisi terdapat infeksi, misal karena bakteri, fungi, atau virus. Tubuh akan kehilangan daya tangkal terhadap patogen apabila sistem imun atau antigen tidak bekerja dengan baik dan optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja optimal sistem imun diantaranya adalah: faktor lingkungan, makanan, gaya hidup sehari-hari, stres, umur dan hormon. Fungsi sistem imun bagi tubuh dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: 1). Pertahanan tubuh untuk menangkal patogen dari luar atau benda asing lainnya yang akan masuk ke tubuh. 2) menjaga homeostasis fungsi tubuh terutama keseimbangan komponen yang sudah tua. 3) Sebagai penjaga dan pengawas serta menghancurkan sel-sel yang telah bermutasi dan bersifat ganas.
dc.publisherdeepublish
dc.titlePotensi Bahan Hayati Sebagai Imunostimulan Hewan Akuatik


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record