Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/30681
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorPramono, Adi Tri-
dc.date.accessioned2022-03-16T02:05:25Z-
dc.date.available2022-03-16T02:05:25Z-
dc.date.issued2021-06-21-
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/30681-
dc.descriptionPerilaku konsumsi masyarakat nampaknya sering kali membuktikan bahwa pada saat pemenuhan kebutuhan konsumsi, seseorang tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang diperlukan dan bahkan tidak jarang pula pemenuhan kebutuhan tersebut melebihi dari apa yang dibutuhkan. Dalam artian , ketika seorang konsumen membeli sebuah barang ataupun jasa, yang menjadi pertimbangan utama bukan pada konteks keuntungan atau kerugian yang dipandang dari segi ekonomisnya, maupun kaitannya dengan manfaat yaang diperoleh dari barang atau jasa tersebut untuk kepentingan diri sendiri. Namun sebaliknya, yang menjadikan pertimbangan utama oleh seorang konsumen ialah bagaimana dengan mengonsumsi barang atau jasa maka konsumen akan merasa jika dirinya tidak ketinggalan , kemudian terdapat faktor lain yang memengaruhi seperti, sikap gengsi dan pencitraan. Sehingga dari hal tersebut terbentuklah sebuah gaya hidup yang harus selalu mengikuti tren kekinian. Upaya agar dapat mengenali bagaimana perilaku konsumen tentu tidaklah mudah, seorang konsumen tidak selalu menyatakan secara terang-terangan apa saja keinginan dan kebutuhannya, namun adapula beberapa dari mereka yang bertindak sebaliknya. Konsumen kerap kali bereaksi untuk mengubah keputusan dan mengubah pikirannya pada saat melakukan pembelian. Seorang konsumen yang memiliki kebutuhan akan menunjukkan kekurangan yang dialami pada waktu tertentu, sehingga kebutuhan dilihat sebagai pembangkit atau penggerak dari perilaku konsumen.en_US
dc.description.abstractPerilaku konsumsi masyarakat nampaknya sering kali membuktikan bahwa pada saat pemenuhan kebutuhan konsumsi, seseorang tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang diperlukan dan bahkan tidak jarang pula pemenuhan kebutuhan tersebut melebihi dari apa yang dibutuhkan. Dalam artian , ketika seorang konsumen membeli sebuah barang ataupun jasa, yang menjadi pertimbangan utama bukan pada konteks keuntungan atau kerugian yang dipandang dari segi ekonomisnya, maupun kaitannya dengan manfaat yaang diperoleh dari barang atau jasa tersebut untuk kepentingan diri sendiri. Namun sebaliknya, yang menjadikan pertimbangan utama oleh seorang konsumen ialah bagaimana dengan mengonsumsi barang atau jasa maka konsumen akan merasa jika dirinya tidak ketinggalan , kemudian terdapat faktor lain yang memengaruhi seperti, sikap gengsi dan pencitraan. Sehingga dari hal tersebut terbentuklah sebuah gaya hidup yang harus selalu mengikuti tren kekinian. Upaya agar dapat mengenali bagaimana perilaku konsumen tentu tidaklah mudah, seorang konsumen tidak selalu menyatakan secara terang-terangan apa saja keinginan dan kebutuhannya, namun adapula beberapa dari mereka yang bertindak sebaliknya. Konsumen kerap kali bereaksi untuk mengubah keputusan dan mengubah pikirannya pada saat melakukan pembelian. Seorang konsumen yang memiliki kebutuhan akan menunjukkan kekurangan yang dialami pada waktu tertentu, sehingga kebutuhan dilihat sebagai pembangkit atau penggerak dari perilaku konsumen.en_US
dc.subjectCase Study Learning Laporan Seminar Ekonomi Syariahen_US
dc.titleCase Study Learning Laporan Seminar Ekonomi Syariahen_US
dc.typeTechnical Reporten_US
Appears in Collections:Reports

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Pendidikan-Case Study Learning Laporan Seminar Ekonomi Syariah.pdf510.32 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.