Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/22128
Title: | PROSES PENGAWETAN TANPA TEKANAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET TEMBAGA SULFAT (CuSO4) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA PADA KAYU KARET (Hevea brasiliensis) DAN UJI KETAHANAN TERHADAP RAYAP TANAH (Subterranean termites) |
Authors: | Suhuk, Laurensius Budiarso, Edy Arifin, Zainul |
Keywords: | Kayu karet (Hevea brasiliensis), Pengawetan tanpa tekanan, Pengawet tembaga sulfat (CuSO4), Rayap tanah |
Issue Date: | 7-Dec-2021 |
Publisher: | Mulawarman University Press |
Series/Report no.: | Prosiding SIKMA 10 Seminar Ilmiah Kehutanan Mulawarman Volume 3;8 |
Abstract: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bahan pengawet tembaga sulfat (CuSO4) dan metode pengawetan tanpa tekanan pada jenis kayu Karet (Hevea brasiliensis) terhadap nilai retensi bahan pengawet dan uji efektivitasnya terhadap serangan rayap tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan analisis faktorial 3 x 3 dengan 10 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah retensi dan uji ketehanan terhadap rayap tanah dengan metode pengawetan perendaman dingin, pencelupan, pemulasan dengan konsentrasi 6%, 8%, 10%. Metode pengawetan dengan konsentrasi bahan pengawet yang tinggi dan waktu yang lama maka nilai retensi bahan pengawet yang dihasilkan akan semakin tinggi. Nilai retensi terbesar adalah pada proses perendaman dingin dengan konsentrasi 10% dapat menghasilkan nilai retensi sebesar 3,673 kg/m3 sedangkan nilai retensi terkecil adalah pada proses pemulasan dengan konsentrasi 6% menghasilkan nilai retensi sebesar 0,999 kg/m3. Berdasarkan Klasifikasi Ketahanan Kayu Terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Kehilangan Berat SNI 01-7207-2006, kayu karet tanpa perlakuan (kontrol) masuk dalam katagori kelas V atau sangat buruk, sedangkan yang diawetkan dengan tembaga sulfat dengan cara perendaman menjadi kelas awet III (sedang) untuk konsentrasi 6% dan kelas II (tahan) untuk konsentrasi 8 sampai 10%. Untuk cara pencelupan naik ke kelas IV (buruk) untuk konsentrasi 6%, dan kelas III (sedang) untuk konsentrasi 8% sampai 10%, sedangkan untuk pemulasan naik menjadi kelas IV (buruk) pada konsentrasi 6% sampai 10%. |
URI: | http://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/22128 |
ISBN: | 978-623-5262-03-1 |
Appears in Collections: | J - Forestry |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
PROSIDING SIKMA 10 ISBN.pdf | 14.31 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.