dc.description.abstract | Suku Kutai sebagai salah satu penduduk asli yang tinggal di lingkungan hutan tropika lembab, budayanya cukup banyak dipengaruhi oleh budaya suku pendatang, khususnya suku Banjar. Atau malah ada seni budaya suku Banjar yang dijadikan seni budaya suku Kutai tersebut ataupun sebaliknya. Salah satu seni budaya suku Banjar yang dijadikan seni budaya suku Kutai adalah Kesenian Lamut. Namun kesenian Lamut ini sudah terancam punah, walaupun Kesenian Lamut ini menjadi ‘keharusan’ tersendiri bagi suku Kutai untuk melaksanakannya atau menggelarnya karena diassumsikan berkaitan dengan kepercayaan. Oleh karena itu dirasa penting untuk secepatnya didokumentasikan secara ilmiah.
Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode deskripsif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah; menentukan informan atau pencerita, perekaman, penurunan teks, penterjemahan, dan analisis data berdasarkan teori strukturalisme.
Berdasarkan data yang didapat di lapangan dilakukan penurunan teks, dan kemudian diterjemahkan. Berdasarkan data terjemahan ini dianalisis berdasarkan struktural. Dari hasil analisis bentuk karya sastranya adalah bentuk prosa liris, Jenis ceritanya adalah dongeng. Aspek strukturnya meliputi; (i) tema, temanya tentang percintaan; (ii) alur, alurnya alur maju; (iii) tokoh, tokoh utama adalah Maharaja Bungsu dan Kasanmandi, dan penokohan ditampilkan secara analitik; (iv) latar (setting) berlatar istanacentris; (v) pusat narasi menggunakan cara bercerita narator observer.Kemudian cerita Lamut ini banyak menyampaikan pesan moral dengan gaya bercerita diselingi dengan cerita humor karna memang fungsinya selain sebagai tradisi juga sebagai hiburan. | en_US |