Show simple item record

dc.date.accessioned2024-01-10T15:27:00Z
dc.date.available2024-01-10T15:27:00Z
dc.date.issued2023-11-16
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/55829
dc.description.abstractBanyak faktor yang dapat memengaruhi keefektifan penerapan sistem whistleblowing, termasuk pelapor, pelaku dan pihak-pihak terkait lainnya. Namun, mayoritas penelitian dalam literatur whistleblowing lebih memfokuskan pada perspektif pelapor dan belum banyak membahas aspek-aspek dari perspektif penerima laporan, terutama mengenai dampak dari bias kognitif yang dapat mempengaruhi efektivitas sistem whistleblowing. Studi ini memperluas literatur whistleblowing dengan mengevaluasi reaksi auditor internal secara eksperimental bagaimana area kecurangan dan whistleblower status dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan atas besarnya tingkat kerugian risiko suatu kecurangan yang dilaporkan. Sebanyak 60 auditor internal pemerintah berpartisipasi dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor internal sebagai penerima laporan memiliki probabilitas lebih rendah dalam menanggapi dugaan fraud yang terjadi di area penyalahgunaan aset dibandingkan tuduhan kecurangan yang terjadi di area pengadaan barang dan jasa. Whistleblower status (insider vs outsider) terbukti juga berpengaruh terhadap keputusan investigasi auditor internal pemerintah. Studi ini berkontribusi kepada literatur dengan memberikan bukti bahwa dengan perlakuan non anonimitas memberikan dampak bias dari perspektif recipient dan area kecurangan sebagai faktor kontekstual perlu diperhitungkan untuk menentukan efektivitas penerapan sistem whistleblowing bagi organisasi.en_US
dc.publisherS1-Akuntansi FEBUnmulen_US
dc.titlePengaruh Area Kecurangan dan Whistleblower Status Terhadap Keputusan Investigasi Auditor Internal Pemerintah atas Tuduhan Whistleblowingen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record