“5 Teknik Jitu” Mahasiswa Menyusun Skripsi
Abstract
RINGKASAN EKSEKUTIF
Banyak mahasiswa takut berhadapan dengan “Skripsi”, khususnya semester akhir. Padahal, skripsi hanyalah satu diantara beberapa syarat dan berjumlah 6 SKS. Ibarat di penghujung laga, maka persepsi mahasiswa akan skripsi menjadi ketakutan sendiri. Logikanya, tidak mungkin seorang mahasiswa langsung menulis atau membuat skripsi, jika ia tidak melaksanakan praktik perkuliahan dulu dan itu justru membutuhkan masa (periode) yang panjang ketimbang skripsi secara umum hanya butuh 1 semester saja.
Membuat produk dan teknologi sangatlah mudah, namun merubah culture akan hal ini tentu sukar dan butuh proses. Mahasiswa yang mengambil minat pada Program Studi Manajemen sesungguhnya memiliki talenta, bakat, serta potensi yang belum sepenuhnya keluar. Paradigma dalam menghadapi sebenarnya sangat simple. Terdapat sebuah kata pepatah: “Dari pada mengeluh, lebih baik dikerjakan”. Mahasiswa pada dasarnya memiliki banyak waktu, tenaga, dan fikiran yang masih fresh untuk mengembangkan itu semua. Perlu diketahui, bahwa ketika kita berbicara “Manajemen” itu tidaklah mudah, karena ilmu ini bersifat “Art”.
Highlights pada buku terangkum pada 5 (lima) bagian utama, dimana para pembaca kelak dapat memahi dan sebagai obat ampuh untuk menghadapi yang namanya skripsi. Adapun pokok tubuh buku ini, adalah:
Chapter 1 (Sekapur Sirih), terdiri dari: Hakikat, Tujuan Dasar, Subjek dan Objek, Topik (Tema), dan Tahapan Inti. Bagian ini menjelaskan awal mula mahasiswa untuk menyusun skripsi. Karena sebagai dasar, maka maka perlu mencermati mendalam bagaimana syarat dan pra-syarat untuk menyusun skripsi. Banyak mahasiswa yang telah melakukan riset, namun lupa tolak ukur (indikator) dasar tersebut. Untuk memulai sesuatu memang sulit, tetapi alangkah baiknya bila mencoba dan mengerti alur untuk sebuah penelitian.
Chapter 2 (Etika Penulisan), terangkum dalam: Etika Umum dalam Mengerjakan Tugas Akhir, Etika dalam Memunculkan Ide Penelitian, Etika Pengambilan Data, Etika dalam Penulisan, Kaidah Literasi, dan Plagiasi. Faktor ini adalah dominan dan dapat dikatakan 50 - 60% keberhasilan seorang mahasiswa dalam melakukan penelitian. Apalah gunanya, jika seorang peneliti yang pintar namun tidak cerdas dalam memperharikan etika terhadap Dosen, menyadur atau mengutp penelitian orang lain, sampai pada etika (sopan dan satun) selama proses penelitian di lingkungan Kampus.
Chapter 3 (Tata Baku Penulisan), terdiri dari: Format Umum Penulisan Draft Skripsi dan Bagian Pokok Penelitian. Namun, masih terdapat mahasiswa yang lupa akan hal ini dan luput dari perhatikan Dosen Pembimbing ataupun Dewan Penguji. Perlu diketahui, bahwa setiap Bab, Sub-Bab, Penomoran Tabel, Gambar, Diagram, Grafik, dan posisi anak Sub-Bab mempunyai spasi dan masgins yang berbeda-beda. Jika anda mengabaikan aturan main ini, maka dipastikan naskah akademik akan banyak revisi (baik tahap Seminar Proposal ataupun Pendadaran).
Chapter 4 (Penjelasan Detail Penyusunan), terangkum dalam: Tubuh Awal, Tubuh Isi, dan Tubuh Akhir. Secara kharfiah, setiap Program Studi, Fakultas, Perguruan Tinggi, atau Institusi lain punya pedoman atau panduan penyusunan skripsi masing-masing. Karakter baku pada umumnya coba penulis jelaskan di bagian ini, karena mencoba menjelaskan kembali unsur-unsur pokok pada bagian tersebut. Tubuh Awal secara garis besar terdapat Cover, Daftar Isi, dan sebagainya; Tubuh Isi (Bab Pendahuluan sampai Penutup); dan Tubuh Akhir (Referensi serta Lampiran-lampiran penyokong kebutuhan penelitian). Bab ini tentunya terintegrasi pada Chapter sebelumnya tentang Tata Baku Penulisan. Anda yang sekarang membaca buku ini, apakah telah membuat semacam catatan akan mengambil tema / topik manajemen di bidang apa ?, Apakah judul sudah dirancang ?, Bagaimana keselarasan antara rumusan masalah, tujuan penelitian, studi terdahulu, hubungan antar variabel, dan merumuskan sudah tepat ?, Lantas, mengapa metodologi yang diambil dianggap sudah cocok dengan kerangka hipotesis Anda ?. Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali timbul yang dilontarkan oleh Dosen Pembimbing dan Penguji saat Seminar Proposal maupun Ujian Akhir. Belum lagi, ketika melihat Daftar Pustaka atau Referensi, biasanya banyak yang tidak match, tahun pengarang atau jurnal sudah kadaluarsa, masih menampilkan sumber-sumber dari Blog (Web), dan masalah lain muncul. Oleh karenanya, kami memberikan win-win solution secara mudah, agar para cendikiawan muda dapat memahami. Di era digital ini, telah hadir aplikas-aplikasi gratis yang mempemudah peneliti untuk membuat referensi, satu diantaranya adalah Mandeley.
Chapter 5 (Strategi Sitasi atau Kutipan), terdiri dari: Tata Tulis, Ragam Kutipan, dan Teknik Mensitasi. Banyak dari kita, termasuk mahasiswa yang ingin mengutip pernyataan atau pendapat pendapat pengarang buku, hasil peneltian peneliti lain melalui jurnal, dan kutipan amanat Undang-Undang. Ini juga sering kali terjadi pada mahasiswa S2 (Tesis), mahasiswa S3 (Disertasi), bahkan sekaliber Dosen atau Peneliti manapun untuk mensitasi secara benar dan baik. Sebab itu, perlu adanya strategi yang bijak, agar penelitian kita nantinya dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain dimasa mendatang. Coba kita bayangkan, apakah jika mengutip 1 (satu) Buku Manajemen, misalkan karangan Prof. Agusty Tae Fedinand tahun 2006, sudah ada di bagian Referensi atau Daftar Pustaka?. Coba perhatikan lagi. Agar mudah, anda bisa mencari nama si-penulis atau pengarang pada “Google”, lalu men-download, membaca dan menyimak ulang. Apakah nama si-pengarang tadi sudah tepat dengan yang anda kutip?. Teknik “APA style” sejauh ini telah dipakai dan lebih praktis ketimbang “Harvard style”, karena teknik tersebut telah menjadi dari peradaban era digital, khususnya sejak 2010-an. Portal-portal jurnal skala nasional dan internasional pun sudah menerapkan teknik ini. Selain menghemat ejaan, kata, frase, dan penomoran halaman, tekniks APA style dianggap cocok dan tidak bertele-tele.
Mahasiswa bisa melakukan penelitian tanpa harus ke lapangan melalui wawancara atau survey. Bahkan, berdiam dirumah pun bisa dilaksanakan dengan basis data sekunder (saham dari BEI, keuangan pemerintah ada di website BPS, kinerja keuangan perusahaan pasti terlapor dan berbentuk sebuah dokumen oleh Divisi Keuangan atau Bendahara). Jadi, tunggu apalagi ?. Buatlah waktu dan semangat anda berharga, ketimbang “negative thingking”. Salam Literasi !