ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI HUTAN TANJUNG UNA UNTUK MENDUKUNG TAMAN HABITAT BEKANTAN (Nasalis larvatus Wurmb.) DI KAWASAN DELTA MAHAKAM
Abstract
Pengelolaan hutan yang dilaksanakan selama ini telah menyebabkan degradasi hutan
yang berdampak pada perlunya upaya pelestarian satwaliar di berbagai ekosistem habitat
hujan tropika. Salah satu jenis primata yang perlu dilindungi adalah Bekantan (Nasalis
larvatus Wurmb.) yang merupakan jenis primata endemik di Kalimantan. Primata ini
dilindungi oleh undang-undang (UU No. 5 tahun 1990). Selain itu primata ini masuk dalam
Appendix I CITES dan ordonansi perlindungan binatang-binatang liar No.266 tahun 1931).
Habitat bekantan sangat terbatas pada tipe hutan rawa gambut dan bakau, serta sangat
tergantung pada sungai sehingga menyebabkan ancaman serius bagi primata tersebut jika
habitatnya mengalami gangguan. Penelitian ini mengevaluasi struktur dan komposisi habitat
dan pakan bekantan di Tanjung Una sebagai Taman Habitat Bekantan. Penelitian dilakukan
pada September-Oktober 2016 dengan analisis data secara kuantitatif dan deskriptif. Metode
yang digunakan adalah metode kuadrat dengan penempatan plot secara purposive, sedangkan
pengamatan teritori dan pakan dilakukan dengan pengamatan secara adlibitum (Martin and
Bateson, 2007). Hasil penelitian pada habitat bekantan di Tanjung Una ditemukan 24 spesies
pohon dengan kodominansi empat spesies, yaitu Syzygium grande, Gluta rengas, Vitex
pinnata, dan Heritiera globosa dengan Indeks Keanekaragaman (H') sebesar 2,1. Selanjutnya
pakan bekantan berupa pucuk dan bunga dari 9 spesies tumbuhan yaitu Gluta rengas,
Syzygium grande, Sonneratia caseolaris, Oncosperma horridum, Pandanus sp, Gluta
wallichii, Caesalpinia sp, Vitex pinnata dan Mangifera odorata. Melimpahnya beberapa jenis
pakan seperti Syzygium grande dan Gluta rengas memberikan kontribusi cukup besar bagi
kehidupan Bekantan di Tanjung Una.