Show simple item record

dc.contributor.authormasyhudi, masyhudi
dc.contributor.authorIcha, Vinsensia Aprilla Ananda
dc.contributor.authorsinaryani, sinaryani
dc.contributor.authoryadi, yadi
dc.contributor.authorUtami, Nuryanni Dihin
dc.date.accessioned2023-01-15T00:05:01Z
dc.date.available2023-01-15T00:05:01Z
dc.date.issued2022-09-14
dc.identifier.citation-en_US
dc.identifier.issn2407-6082,
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/46427
dc.descriptionPenyakit gigi dan mulut mempengaruhi hampir 3,5 miliar orang di seluruh dunia, dengan karies menjadi kondisi yang paling umum. Secara global, diperkirakan 2,3 miliar orang menderita karies gigi permanen dan lebih dari 530 juta anak menderita karies gigi sulung [1]. Angka kejadian penyakit gigi dan mulut di Indonesia berdasarkan hasil survei Riskesdas 2018 tercatat meningkat menjadi 57,6% dengan prevalensi karies tertinggi terdapat pada kelompok umur 55-64 tahun (96,8%) di mana sebelumnya tercatat pada survei Riskesdas 2013 prevalensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia hanya sebesar 25,9% [2]. Rongga mulut terdiri dari berbagai macam flora normal. Bakteri merupakan kelompok utama [3]. Spesies bakteri yang sering dijumpai berasal dari genus Streptococcus merupakan bakteri rongga mulut penting [4]. Streptococcus mutans merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies [5]. Upaya pencegahan sangat diperlukan untuk mengontrol faktor risiko karies, salah satunya dengan penggunaan bahan antibakteri [5]. Penggunaan bahan antibakteri komersil ternyata mempunyai beberapa efek samping seperti perubahan flora normal dan resistensi mikroorganisme di dalam rongga mulut [5]. Menurut sejarah banyak tanaman obat yang telah digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri yang telah resisten, salah satunya adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.). Seluruh bagian pepaya mulai dari akar, daun, buah, kulit dan getah memiliki nilai medis yang tinggi [6]. Bagian tanaman pepaya yang jarang dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah adalah kulit pepaya. Kulit pepaya mempunyai kandungan flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, steroid dan papain yang memiliki aktivitas antibakteri [7], [8], [9]. Kandungan kulit pepaya pada dasarnya kurang lebih sama dengan daging buahnya, hanya saja kandungan enzim papain jauh lebih banyak terdapat pada kulit pepaya terutama pada kulit pepaya muda begitupun dengan senyawa metabolit yang lain [10]. Tingginya kandungan metabolit sekunder yang dimiliki oleh pepaya, mengakibatkan pepaya sering dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Pada bidang kedokteran gigi kulit pepaya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dasar dalam pembuatan pasta gigi herbal karena memiliki sifat antibiotik, antiinflamasi, antifungal dan antimikroba [11].en_US
dc.description.abstractLatar Belakang: Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Kulit buah pepaya muda memiliki aktivitas antibakteri. Streptococcus mutans merupakan bakteri utama penyebab karies gigi. Tujuan: Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah pepaya (Carica papaya L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.mutans. Metode: Penelitian eksperimental laboratoris dengan desain penelitian post test only control design. Penelitian ini menggunakan metode disc diffusion. Subjek penelitian terbagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan berupa bakteri S.mutans yang diberi ekstrak kulit buah pepaya (Carica papaya L.) pada kertas cakram dengan konsentrasi 1%, 10%, 20%, 40%, 60% dan 80%, sedangkan pada kelompok kontrol positif bakteri S.mutans diberi larutan chlorhexidine gluconate 0,2% dan aquades steril pada kelompok kontrol negatif. Analisis data menggunakan uji Shapiro-Wilk dan uji one way ANOVA. Hasil: Ekstrak kulit buah pepaya (Carica papaya L.) pada konsentrasi 1%, 10%, 20%, 40%, 60% dan 80%, memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S.mutans. Zona hambat muncul sejak konsentrasi 1% dan terus meningkat hingga konsentrasi 40%, penurunan diameter zona hambat mulai terjadi pada konsentrasi 60%. Kesimpulan: Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah pepaya (Carica papaya L.) dengan zona hambat terkecil yaitu pada konsentrasi 1% dan terbesar pada konsentrasi 40%.en_US
dc.description.sponsorshipmandirien_US
dc.language.isoenen_US
dc.publisherhttps://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jsk/authorDashboard/submission/1423en_US
dc.relation.ispartofseries-;-
dc.subjectKulit buah pepayaen_US
dc.subject, Antibakterien_US
dc.subjectS.mutans.en_US
dc.titleThe Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans: Antibacterial Activity Test of Papaya Fruit Peel Extract (Carica papaya L.) Against Streptococcus mutansen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record