Menyalurkan Informasi dan Meninjau Gangguan Produktivitas TBS Kebun Sawit Penduduk di Desa Saliki (Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
Abstract
Produktivitas tandan buah segar (TBS) kebun plasma mandiri milik penduduk Desa Saliki yang tepatnya berlokasi di Kecamatan Muara Badak (Kutai Kartanegara) hanya berkisar 1 ton/ha/bulan. Perolehan itu jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan level produktivitas kebun kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan. Sejak 2 tahun terakhir, kenaikan harga TBS memacu petani untuk menambah produktivitas kebun sawit dengan menyelidiki kemerosotan produktivitas kebun mereka dengan pihak lain yang lebih kompeten. Temuan analisis tanah kandungan hara makro N dan K2O rendah dan P2O5 terklasifikasi rendah, dimana ini sebagai faktor pembatas produktivitas. Pemupukan awal tanam hingga umur 6-8 tahun
dominan pupuk majemuk (15N:15P:15K) adalah atribut utama yang menyiratkan ketidaksesuaian dosis anjuran. Ketika umur tanam meningkat, tetapi terjadi ketidakseimbangan hara, justru berdampak pada
produktivitas rendah. Asumsi ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman dan pengetahuan para petani tentang kandungan hara dan penggunaan jenis pupuk. Metode pelaksanaan ditunjang melalui bimbingan teknis secara komprehensif bersama petani TBS kebun sawit di area yang sudah dipilih dalam jangka waktu 2 sesi. Pasca kegiatan temu lapang, peneliti menganjurkan dosis pemupukan (kg/pohon/tahun) yang relevan. Melalui diskusi itu pula, peneliti menyebarluaskan wawasan yang berharga kepada
petani sawit guna merangsang, mempertebal acuan, dan identifikasi berkaitan jenis pupuk yang selaras dengan unsur hara dan kandungannya pada fase pemupukan sawit dalam rangka perbaikan produktivitas TBS.