Karakteristik Iklim Mikro pada Areal Tambang Batu bara CV CITRA di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara
Date
2021-09-21Author
Sarminah, Sri
Paramitha, Indah Ayu
Sudarmadji, Triyono
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahan yang sedikit ditumbuhi vegetasi dengan lahan yang banyak ditumbuhi vegetasi memiliki iklim mikro yang
berbeda. Selain itu, iklim mikro juga erat kaitannya dengan kenyamanan atau kondisi suhu udara dan kelembapan
udara yang dirasakan orang di sekitar lahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
iklim mikro (suhu udara, kelembapan udara, dan intensitas cahaya matahari), dan indeks kenyamanan pada tiga
lahan berbeda (hutan sekunder, areal pemukiman, dan lahan pasca tambang) di Area Tambang Batubara CV Citra
di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan data dalam
perencanaan pengembalian kondisi iklim mikro di area pertambangan dan sebagai bahan literatur terkait iklim
mikro untuk penelitian di masa yang akan datang. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengukuran suhu udara, kelembapan udara, dan intensitas cahaya matahari yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
dalam sehari yaitu pagi hari (07.00 - 08.00 WITA), siang hari (12.00 – 13.00 WITA), dan sore hari (17.00 – 18.00
WITA) selama 30 hari dengan menggunakan alat Environment meter merk Krisbow KW06-291. Penelitian ini
dilaksanakan pada tiga lahan berbeda (hutan sekunder, areal pemukiman, dan lahan pasca tambang) di Area
Tambang Batubara CV Citra yang berada di Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dengan kode wilayah KT.198 BB 2016 dan luas sebesar 243 Ha. Hasil
penelitian ini menunjukkan suhu udara rataan harian di hutan sekunder (27,3°C), dimana lokasi ini merupakan
lokasi dengan udara paling sejuk dan dingin dibandingkan areal pemukiman (28,9°C) dan lahan pasca tambang
(30,2°C). Kelembapan udara rataan harian paling rendah diukur di lahan pasca tambang (70,6%) yang artinya
lokasi ini memiliki kadar uap air di udara paling sedikit dibandingkan kedua lokasi penelitian lainnya yakni areal
pemukiman (75,2%) dan hutan sekunder (81,5%). Lokasi penelitian dengan intensitas cahaya matahari rataan
Collections
- J - Forestry [128]