PROSES PENGAWETAN TANPA TEKANAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET TEMBAGA SULFAT (CuSO4) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA PADA KAYU KARET (Hevea brasiliensis) DAN UJI KETAHANAN TERHADAP RAYAP TANAH (Subterranean termites)
View/ Open
Date
2021-12-07Author
Suhuk, Laurensius
Budiarso, Edy
Arifin, Zainul
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bahan pengawet tembaga sulfat (CuSO4) dan
metode pengawetan tanpa tekanan pada jenis kayu Karet (Hevea brasiliensis) terhadap nilai retensi bahan
pengawet dan uji efektivitasnya terhadap serangan rayap tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan analisis faktorial 3 x 3 dengan 10 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah retensi dan
uji ketehanan terhadap rayap tanah dengan metode pengawetan perendaman dingin, pencelupan, pemulasan
dengan konsentrasi 6%, 8%, 10%. Metode pengawetan dengan konsentrasi bahan pengawet yang tinggi dan waktu
yang lama maka nilai retensi bahan pengawet yang dihasilkan akan semakin tinggi. Nilai retensi terbesar adalah
pada proses perendaman dingin dengan konsentrasi 10% dapat menghasilkan nilai retensi sebesar 3,673 kg/m3
sedangkan nilai retensi terkecil adalah pada proses pemulasan dengan konsentrasi 6% menghasilkan nilai retensi
sebesar 0,999 kg/m3. Berdasarkan Klasifikasi Ketahanan Kayu Terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Kehilangan
Berat SNI 01-7207-2006, kayu karet tanpa perlakuan (kontrol) masuk dalam katagori kelas V atau sangat buruk,
sedangkan yang diawetkan dengan tembaga sulfat dengan cara perendaman menjadi kelas awet III (sedang) untuk
konsentrasi 6% dan kelas II (tahan) untuk konsentrasi 8 sampai 10%. Untuk cara pencelupan naik ke kelas IV
(buruk) untuk konsentrasi 6%, dan kelas III (sedang) untuk konsentrasi 8% sampai 10%, sedangkan untuk
pemulasan naik menjadi kelas IV (buruk) pada konsentrasi 6% sampai 10%.
Collections
- J - Forestry [128]