Show simple item record

dc.contributor.authorWarman, Warman
dc.date.accessioned2019-11-05T16:03:29Z
dc.date.available2019-11-05T16:03:29Z
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/1965
dc.description.abstractTulisan ini membahas tentang: (1) gagasan dan landasan hukum pendidikan PBKL, (2) fungsi, tujuan dan manfaat PBKL, (3) metode pengenalan identitas lingkungan melalui media pembelajaran, dan (4) makna kata-kata bijak yang mengandung motivasi dalam bahasa lokal. Gagasan tentang pendidikan berbasis kearifan lokal berawal dari sebuah ungkapan yang disampaikan oleh Jhon Naisbit (1990) yang kemudian direspon dan dikembangkan oleh sebagian para pakar sosial dengan ungkapan “thinks globaly acts localy” (berpikir global dan bertindak lokal). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan manfaat pendidikan berbasis kearifan lokal antara lain: (a) melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat; (b) merefleksikan nilai- nilai budaya; (c) berperan serta dalam membentuk karakter bangsa, (d) ikut berkontribusi demi terciptanya identitas bangsa, dan (e) ikut andil dalam melestarikan budaya bangsa. Metode yang digunakan untuk pengenalan identitas lingkungan dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal sangat vareatif, seperti: (a) menugaskan para siswa membuat karangan tentang potensi wisata kota, (b) mengajarkan cara menggambar rumah limasan dan joglo khas Jawa, (c) mengenalkan bentuk-bentuk geometris melalui bentuk atap rumah adat, (d) bercerita/ mendongeng, dengan menyertakan gambar, foto, boneka, iringan musik, miniatur rumah adat. Makna kata-kata bijak yang mengandung motivasi dalam bahasa lokal seperti: (a) rame ing gawe sepi ing pamrih; (b) ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani; (c) becik ketitik olo ketoro. Pendidikan berbasis kearifan lokal berpotensi besar keikutsertaannya dalam menciptakan bangsa Indonesia yang berkarakter. Sebuah ungkapan mengatakan bahwa, ”bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak meninggalkan sejarah”. Tetapi bangsa tidak cukup hanya besar saja, melainkan juga harus maju. Untuk menjadi bangsa yang maju maka negara harus bernilai atau berkarakter
dc.titleMEMBENTUK KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (PBKL)


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record