Show simple item record

dc.contributor.authorHidayanto, Dwi Nugroho
dc.contributor.authorHanim Ham, Zaenab
dc.contributor.authorRahardjo, Budi
dc.contributor.authorSunarno, Sunarno
dc.contributor.authorMangkuwiyata, Sudilah
dc.date.accessioned2022-01-21T08:01:33Z
dc.date.available2022-01-21T08:01:33Z
dc.date.issued2020-07-18
dc.identifier.isbn978-623-2314-689
dc.identifier.urihttp://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/17739
dc.descriptionFenomena perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (ITK) yang begitu pesat direspons oleh masyarakat dunia dengan gegap gempita. Begitu banyak lompatan kemajuan di berbagai sektor kehidupan di dunia tidak terlepas dari peran IPTEKS dan ITK ini. Tanpa terkeculi, sektor pendidikan. Hadirnya multimedia dan teknologi maya di dunia pendidikan di satu sisi memberikan kontribusi yang sangat tinggi pada penguasaan informasi dengan segala eksesnya. Di sisi lain, berbagai kemudahan yang diperoleh dari hadirnya teknologi ini menjadikan siswa dapat belajar di mana saja. Siswa belajar untuk belajar, bukan selalu belajar dalam rangka pendidikan, karena sejatinya belajar walau itu sangat penting, adalah bagian dari pendidikan, tidak sebaliknya. Siswa belajar untuk belajar dapat melakukannya tanpa kehadiran sosok guru. Tetapi belajar dalam rangka pendidikan, kehadiran guru secara fisik menjadi mutlak. Sekarang, mulai dirasakan, banyak yang mengatakan, dan bahkan banyak yang mendukung, bahwa guru bisa diganti oleh Google. Tidak disangkal, bahwa hampir semua hal bisa ditanyakan ke Google dan hampir semua informasi dapat diakses darinya. Dalam teori pembelajaran, pemerolehan informasi merupakan PRAKATA DUMMY vi Pengantar Ilmu Pendidikan Teoretis Sistematis untuk Guru dan Calon Guru tingkatan pertama dalam rangka Pemecahan Masalah (problem solving) sebagai tingkat tertinggi. Problem solving sendiri sejatinya dalam rangka belajar, dan pendidikan lebih dari sekedar belajar. Pendidikan, di dalamnya paling tidak tiga hal yang perlu dihidupkan, yakni hati, otak, dan tangan – dalam arti heart-on, head-on, dan hand-on perlu digerakkan secara simultan-serasi-selaras. Di sini, kehadiran pendidik, yang salah satunya guru, tidak bisa tergantikan. Proses pendidikan, sampai kapan pun, membutuhkan kehadiran pendidik. Mendidik secara semestinya, diperlukan teori. Teori yang menjelaskan hakikat dan langkah sistematis dalam proses mendidik, ditawarkan dalam buku ini, Pengantar Ilmu Pendidikan: Teoretis Sistematis untuk Guru dan Calon Guru. Sebagai buku pengantar, tentu isinya lebih kepada konsep dan teori yang fundamental sebagai pijakan awal untuk pendalaman pada buku-buku berikutnya yang sejenis. Disadari bahwa pendidikan bukan hanya teori pedagogi, tetapi juga dibutuhkan perangkat teknis berupa kurikulum, maka pada tiga bab terakhir dari buku ini mengetengahkan bahasan kurikulum. Semoga bahasan tentang kurikulum dapat memperluas cakrawala calon pendidik dan pendidik dalam memahami pendidikan, baik teoretis maupun aplikatif. Sebagaimana tujuan awal penulisan buku ini yakni mengantar calon-calon pendidik untuk menjadi pendidik yang tangguh secara teoretik maupun praktik, maka disarankan bahwa setelah membaca buku ini dapat melanjutkan membaca konsep dan teori yang lebih luas dan lebih dalam. Sebagai pengantar, buku ini lebih bersifat memandu pembaca ke pintu gerbang ilmu-ilmu kependidikan dengan berbagai cabang dan ranting keilmuan yang cukup kompeks. Oleh karenanya, pembaca tidak dianjurkan menggunakan buku ini sebagai satu-satunya rujukan dalam diskusi kependidikan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherPT RAJAGRAFINDO PERSADAen_US
dc.subjectProfesionalisme Guruen_US
dc.subjectKompetensi Pedagogiken_US
dc.subjectGuru Abad 21en_US
dc.titlePENGANTAR ILMU PENDIDIKAN Teoretis Sistematis Untuk Guru & Calon Guruen_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record