dc.description.abstract | Penggunaan internet oleh anak menjadi tren saat ini, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini berbanding lurus dengan
adanya peningkatan kekerasan seksual pada anak di era digital. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman mendalam
mengenai interaksi antara internet, pornografi dan kejadian kekerasan seksual di Indonesia. Metode penelitian ini
menggunakan simple narrative literatur review. Pencarian artikel dalam penelitian ini yaitu peneliti mencari materi secara
acak melalui berbagai sumber dan database yaitu ScienceDirect, neliti.com, dan Google scholar. Hasil penelitian
menunjukkan hubungan antara internet, pornografi dan kekerasan seksual anak bersinergi, dimana meningkatnya
frekuensi berselancar di dunia maya akan meningkatkan peluang mengakses pornografi yang menjadi salah satu risiko
awal terjadinya kekerasan seksual anak. Pelaku kekerasan seksual anak menjerat korban dengan dua cara yaitu
tekanan (ancaman, suap, dan terror) dan bujukan (rayuan, pertemanan, dan perasaan cinta). Sementara itu, korban
kekerasan seksual akan memperlihatkan perbedaan karakter, dimana lebih pendiam dengan tanda depresi dan susah
mengatakan “tidak” pada perintah. Kondisi hukum Indonesia yang menerapkan internet, pornografi, dan kekerasan
seksual pada anak tidak secara jelas dan belum cukup kuat untuk menjerat pelaku pencabulan sejenis maupun pedofilia.
Berbagai cara telah dilakukan guna mengurangi pornografi dan kekerasan seksual anak di internet dari verifikasi umur
akses pornografi di dunia maya maupun sistem blur. Namun tetap belum optimal. Diperlukan edukasi internet sehat dan
edukasi kekerasan seksual anak. Internet sehat dimulai dengan menjelaskan fungsi internet sesungguhnya, melakukan
filter dan pendampingan saat anak mengakses internet. | en_US |